RSS

NEGARA KOMA

22 Mei

Koma. Satu kata. Hanya tanda. Semua akan mendekati sempurna. Semua akan berujung pada duka. Ketika aturan manusia masih bersandar pada Sang Pencipta, maka segalanya akan berakhir dengan sempurna. Bahagia. Tapi, ketika aturan itu terus saja berpihak pada mafia maka segalanya pastilah berujung pada duka. Sia-sia. Meninggalkan lara dalam jiwa.

Tahukah kalian, kini telah berdiri sebuah negara. Negara koma. Dengan citra sebagai penguasa. Retorika sebagai panglima. Lantas, siapakah pemimpinnya? Mereka adalah para mafia. Negara koma. Negara yang tersandera oleh mafia. Yang ada hanya berebut kuasa. Tak mengenal apa itu agama. Mereka membuang makna sebuah dosa. Bahkan mereka buta terhadap Sang Pencipta.

Negara koma. Di sana, manusia-manusia tak lagi istimewa. Lajang-lajang menjadi jalang. Wanita-wanita seperti sebuah senjata. Memuntahkan peluru rekayasa. Mengambil nyawa mereka, yang terperdaya. Negara koma. Di sana, manusia-manusia tak lagi mulia. Menetap dalam jurang dosa. Semua seakan berlomba berkata-kata. Tanpa makna. Semua bebas menghina. Seolah mereka bukanlah bangsa. Bukan saudara.

Negara koma. Negara punya mafia. Negara penuh citra. Negara beraroma dusta. Di sana, Tuhan tak lagi Esa. Harta, kuasa, dan mafia. Bersama, menjadi Tuhan mereka. Manusia-manusia tak lagi mulia. Dosa adalah biasa. Bahkan dianggap sesuatu yang sangat istimewa. Negara koma. Negara penuh kata-kata. Di sana, tak mengenal saudara. Apalagi cinta. Manusia-manusia bebas menghina. Sebab, bagi mereka, itulah makna merdeka.

Tahukah kalian, kini telah berdiri sebuah negara. Negara koma. Di sana, semua adalah mafia.

(D.A – 16012011)

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada Mei 22, 2011 inci CAPING - Catatan Pinggir

 

Tinggalkan komentar